![]() |
GAMBAR : Pemuda Cireundeu Girang, Desa Cireundeu, Kecamatan Cilograng, Lebak, Banten |
Desa adalah ekspektasi riil kemajuan sebuah bangsa.
Paradigma yang dibangun selama ini menganggap masyarakat desa adalah kuno, tertinggal,
dan untuk sukses haruslah merantau ke kota besar. Paradigma tersebut
harus segera ditinggalkan. Oleh karena itu, membangun sebuah desa harus harus
segera direalisasikan.
Semua elemen desa beserta masyarakat harus
bersama-sama mewujudkan terbentuknya desa sebagai lokal wisdom. Potensi yang
tepat untuk menjadi mobilisator desa adalah pemuda. Pemuda pemuda adalah ujung
tombak, subjek penyangga peradaban sebuah bangsa. Untuk membangun sebuah
peradaban, sudah saatnya pemuda menjadi agent perubahan itu, agar menjadi
bangsa yang mandiri.
Maka tidaklah mustahil jika Ir.Soekarno sang
plokamator menempatkan pemuda pada garda terdepan. Dengan sebuah kalimat yang
pasti kita sudah pernah mendengar ataupun melihatnya. "Berikanlah aku 1000
orang tua, maka akan aku cabut Semeru dari akarnya, dan berikanlah aku 10
pemuda, maka akan aku guncang dunia,” kata beliau dalam sejarahnya.
Kemajuan sebuah desa sulit dilepaskan dari peran
pemuda. Pemuda adalah aset masa depan. Pemuda adalah sumber energi atau
kekuatan terbangunnya sebuah peradaban desa. Perannya sangat dibutuhkan sebagai
tolak ukur dinamika kehidupan desa.
Namun, semangat optimisme tersebut tampak mulai
sumbang. Pemuda yang diharapkan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa, justru
melakukan tindakan yang jauh dari leluhur nenek moyang. terdoktrin dalam godaan
tindakan yang kurang membangun. Dengan kata lain, para pemuda tidak jarang
dipandang sebagai perusak tatanan hidup bermasyarakat.
Dalam membangun sebuah desa, tugas pemuda tidaklah
gampang. Karena permasalahan desa yang begitu kompleks, pemuda harus mampu
menciptakan formula yang tepat. Ramuan formula ini, berguna agar semangat
perubahan dalam membangun desa tidak terbentur dengan kultur dan adat istiadat
desa. Bukan tidak mungkin, ada miss persepsi cita-cita antara kaum tua dan
pemuda desa itu sendiri. Seperti Bung Karno kala menentukan proklamasi
kemerdekaan. Menjadi penggerak desa, pemuda harus mampu bersinergi
dan bekerja sama. Hal itu tidaklah mudah, karena keduanya membutuhkan komitmen
yang kuat untuk membangun.
Membangun desa sebagai langkah awal merekonstruksi
sebuah peradaban negara, maka dibutuhkan sebuah wadah pengikat integritas
pemuda, salah satunya yaitu organisasi, karena dengan organisasi, pemuda akan
memiliki kendaraan dalam memperjuangkan program-program pembangunan desa.
Organisasi pemuda desa sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang
bermutu dan terarah mendesak digalakkan. Orang-orang dalam organisasi juga
mampu menawarkan konsepsi pembangunan, kritisme yang dibangun harus menjadi
diagnosa dalam solusi perubahan.
Perangkat desa selama ini berkesan kurang kuasa dalam
melakukan terobosan-terobosan baru, dalam memajukan desanya melalui organisasi
pemuda desa. Lebih dari itu, keterlibatan pemuda desa yang tergerakkan dalam
organisasi, akan menjadi kekuatan tak terpatahkan. Mereka mampu menjadi
perangsang bagi program kerja yang telah dirumuskan oleh perangkat desa.
Untuk itu, perlu adanya langkah acuan yang bisa
diambil dalam rangka memperkokoh perjuangan pemuda dalam membangun desa, antara
lain :
a. Bersinergi
dengan para kokolot/tokoh masyarakat dan perangkat desa. Hal ini sangatlah perlu
karena dalam sebuah desa, peran sepuh dengan pengalamannya harus jadi teladan
bagi kaum muda.
b. Keterlibatan perangkat desa. Hal ini
diperlukan karena menjadi cambuk penyemangat tersendiri bagi pemuda, bayangkan
jika dalam proses pembangunan tidak ada satupun keterlibatan, ini yang akan
memicu ketidak harmonisan.
c. Membentuk dan atau menghidupkan
organisasi yang ada ditingkatan Desa.
Organisasi berbeda dengan komunitas. Komunitas sewaktu-waktu bisa bubar.
Organisasi mempunyai sistem manajerial dan administrasi serta kegiatan yang
terarah dan terevaluasi.
d. Pengakuan dari masyarakat,
keikutsertaan dalam MUSRENBANG desa juga diperlukan. Pemuda lewat Organisasi bukan
sebagai penghambat pembangunan, tetapi sebagai mitra kritis bagi proses
rekonstruksi desa.
e. Sinergisitas antara pemuda dan desa
adalah bukti integritas membangun, maka desa disamping bermitra dengan pemuda,
juga harus mampu berkontribusi untuk membangun para pemuda, dengan silaturahmi,
dengan pemerataan dana hibah untuk internal organisasi pemuda desa, ini sangat
penting untuk merekatkan simpul pemuda dalam perubahan yang diharapkan.
Atas proposisi itu, pemuda terdidik haruslah menjadi
garda terdepan. Dia harus menjadi satria pelopor perubahan desa. Ia juga yang
mesti menjadi teladan bagi para pemuda yang secara pendidikan terbilang rendah.
Ketika pemuda yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendidikan rendah
berkumpul, akan terjadi gesekan pembaharuan yang sangat bermanfaaat.
Mereka tidak akan menyerah begitu saja. Pemuda
memiliki idealisme yang kuat dalam pembangunan desanya. Membentuk
organisasi bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan semangat persatuan, agar
saling bahu membahu memajukan organisasi. Dilain sisi, dengan berorganisasi
pemuda akan ada masalah baru seperti, pengakuan dan eksistensi oleh masyarakat,
terarahnya kegiatan yang masif dan bukan kegiatan seremonial belaka, dan
pendanaan organisasi sehingga mencukupi kebutuhan organisasi dalam menjalankan
programnya.
Pemuda sebagai tim penggerak pembangunan desa harus
mampu membuat program-program. Dan berdasarkan pada permasalahan yang ada,
membuat konsep, serta mencari solusi yang telah ditentukan bersama.
Program-program harus terarah, terukur, dan transparan. Desa yang maju adalah
harapan semua masyarakat. Desa madani adalah awal peradaban bangsa yang madani.
Maka pemuda adalah harapan sebuah kemajuan desa dan bangsa pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar