![]() |
Poto Pengurus KUMALA Perwakilan Sukabumi |
Keluarga Mahasiswa Lebak Perwakilan Sukabumi (KUMALA Pw. Sukabumi) menilai bahwa selama 190 tahun sejak berdirinya Kabupaten Lebak masih menjadi daerah tertinggal. Pasalnya, sampai hari ini melihat kondisi Lebak yang masih carut-marut soal kesenjangan sosial, infrastruktur, kesejahteraan dan kesehatan menjadi faktor penyebab Lebak masih berpredikat Kabupaten tertinggal.
Kondisi objektif ini disampaikan oleh Ketua KUMALA Sukabumi, Saudara Beri dalam Sambutannya di kegiatan Diskusi KUMALA menyoal peringatan HUT Lebak 190 dengan tema “HUT Lebak Ke-190 hanya seremonial”.
Dalam sambutannya, Beri mengatakan bahwa saat pemerintahan dikendalikan oleh keluarga Jaya Baya (JB) selama beberapa periode ini, ternyata masih belum mampu mengeluarkan Lebak dari status ketertinggalan. Ini bisa di lihat dari beberapa kondisi riil yang terjadi.
Pertama, pembangunan Infrastruktur di Kabupaten lebak lebih terpusat di Ibukota/Kabupten, sedangkan di daerah Selatan yaitu Kecamatan Cihara, Malingping, Panggarangan, Bayah, Cibeber, Cilograng masih rusak dan cenderung dibiarkan, persoalan ini membuktikan bahwa pembangunan di wilayah Lebak tidak merata.
Kedua, jargon yang selama ini jadi visi Bupati lebak yaitu, “Lebak Sejahtera”, ternyata belum mampu mengangkat kondisi masyarakat menjadi sejahtera, walaupun banyak yang mengklaim bahwa lebak sudah ada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tapi banyak warga masyarakat yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, khususnya di daerah pelosok.
Ketiga, tidak adanya rumah sakit di daerah selatan memaksa masyarakat lebih memilih berobat ke RSUD yang ada di Jawabarat, seperti RSUD Pelabuhanratu, dan RSUD R Syamsudin SH. ini akibat keberadaan pusat kesehatan masyarakat kurang berpengaruh terhadap pelayanan dan ketersediaan kebutuhan bagi pasien yang dirawat masih minim sehingga pasien yang berobat ke puskesmas selalu dirujuk ke RSUD yang ada di Jawabarat.
“Lihat saja kondisi infrastruktur yang rusak parah, kesejahteraan masyarakat masih berada dibawah garis kemiskinan, bahkan didaerah selatan, banyak orang lebak memilih berobat ke daerah Jawabarat dari pada di daerah sendiri, ini sebagai bukti akses untuk masyarakat Selatan ditutup oleh kebijakan bupati yang egosentris”, pungkasnya.
Dari beberapa pernyataan ini, Beri selaku Ketua KUMALA Sukabumi mendesak kepada pihak Pemerintah, dalam hal ini Bupati Lebak agar melihat kondisi selatan secara riil, tidak dilihat secara politik, tapi lihat wilayah selatan merupakan satu kesatuan wilayah Kabupaten Lebak.
Pemerintah lebak harus berupaya untuk pemerataan pembangunan atas kondisi yang terjadi hari ini, apalagi momen HUT Lebak ke-190 ini jadikan sebagai evaluasi pemerintah sejauh mana konstruk kebijakan yang dibuat harus berdasarkan dari keinginan untuk membangun, bukan semata-mata memperkaya diri dan keluarga. (RC)
Redaktur : Rizwan Comrade
Tidak ada komentar:
Posting Komentar