SELAMAT DATANG DI BLOG INI ►►Semoga Bermanfaat.. Jangan Lupa di Share Agar Lebih Banyak yang Membaca.. Kunjungi Saya di Facebook dan Twitter... Terimakasih.

Sabtu, 28 Agustus 2021

Rizwan Comrade: Pemuda Sebagai Aktivisme Politik Di Lebak

 


Oleh: Rizwan Comrade

Secara teori tingkat kesadaran dalam politik itu meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap dan pola perilaku. Pemuda sebagai kaum menengah (middle class) berada pada zona perubahan sosial dan ekonomi. Ini menunjukkan bahwa pemuda juga patut di legitimasi memiliki semua level tingkat kesadaran politik.

Dominasi anak muda pada bonus demografi akan menegasikan para aktor politik kaum tua, cermin bagi partai politik di Lebak untuk menghidupkan mesin kaderisasi. Partai politik harus mampu melakukan evaluasi serius dalam menghadirkan wahana politik yang atraktif, strategis dalam mengkonversi kesadaran politik kelompok muda menjadi aktivisme politik. 

Hal demikian sebagai alarm dan kompas gerakan bagi politik partai di Lebak yang selama ini masih di kuasai politik Dinasti. Partai sebagai kelompok yang terorganisir tidak hanya bicara politik sama dengan bisnis, tetapi juga bisa melakukan doktrin nilai-nilai ideologi kepartaian sebagai pengikat.

Di Lebak ada beberapa partai yang saya lihat telah melakukan kaderisasi massif baik secara formal maupun secara terbuka, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) misalnya yang sudah melakukan kaderisasi melalui kegiatan Kemah Bakti Nusantara (Kembara), dan Partai Nasional Demokrat (NASDEM), secara aktif melakukan rekrutmen dengan pola komunikasi massif dengan para tokoh pemuda aktivis jebolan organisasi yang memiliki kapasitas intelektual.

Saya menilai, bagi partai yang melakukan pola kaderisasi dengan mementingkan ongkos politik tidak akan memiliki basis atau akar yang kuat bagi hegemoni partai. Pun demikian jika selama ini partai politik di Lebak dianggap sebagai wadah penuh konflik, hamba Dinasti dan stigma negatif lainnya, padahal kepentingan mendasar bagi partai politik yaitu meningkatkan peradaban politik itu sendiri, yakni melakukan transformasi subtansi bahwa parpol merupakan sarana kepemimpinan dan kemuliaan sebuah perjuangan.  

Pada proses berjalannya politik, wajah politik di Lebak mesti dihadirkan bukan sebagai pertarungan kaum kapitalis, feodal si pemilik modal politik (Dinasti dan Kroninya), namun dihadirkan sebagai ruang pertarungan ide untuk mengentaskan persoalan krusial di Lebak.

Sabtu, 14 Agustus 2021

MEREKA BUKAN MEMBANGUN LEBAK, HANYA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN KELUARGA


LEBAK– Aktivis Lebak Selatan, Rizwan Comrade berpendapat bahwa Mulyadi Jayabaya tengah berupaya membangun dinasti politik yang tak berkesudahan, yang mana banyak dari para kroninya yang mengatakan bahwa bursa pencalonan di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Lebak 2024 masih dikuasai oleh Trah “Jayabaya”.

Namun itu bukan pilihan alternatif menurut Rizwan bagi masyarakat pada konteks Lebak hari ini.

“Mereka tidak betul-betul membangun Kabupaten Lebak, tetapi hanya mempertahankan kekuasaan Politik Dinasti, dan mempertahankan bisnis keluarga,” ujar Rizwan Comrade dalam keterangan tertulisnya kepada Media, Sabtu (14/08/2021).

Rizwan melanjutkan, Membangun Kabupaten Lebak kedepan bukan hanya berkaca pada jimat politik (Trah), yang lebih penting yaitu soal nasib rakyat Lebak mau dibawa ke mana nantinya.

“Ekspektasi besar masyarakat yaitu terbangunnya politik dengan sistem demokrasi yang ideal, sehingga masyarakat tidak disajikan dengan nasi basi bekas kemaren,” ujar Rizwan.

“Namun begitu lumrah ketika diskusi di warung kopi saat ini dengan menggunakan narasi yang dibangun oleh sistem politik Dinasti, para antek-antek atau komprador yang tidak mau elektabilitas tuannya terganggu,” pungkas Rizwan.


POST TERPOPULER

DINASTI LEBAK MENGGERUS KESUCIAN DEMOKRASI DI PILKADA 2018

Rijwan, S.Pd (Civil Society) LEBAK - Kamis 21 Juni 2018 27 Juni 2018 merupakan penentuan kemajuan di Kabupaten Lebak, saya pribadi dari...

POSTINGAN POPULER LAINNYA