SELAMAT DATANG DI BLOG INI ►►Semoga Bermanfaat.. Jangan Lupa di Share Agar Lebih Banyak yang Membaca.. Kunjungi Saya di Facebook dan Twitter... Terimakasih.

Sabtu, 25 September 2021

Catatan Politik: Sosok Lawan Politik Dinasti Lebak

Oleh: Rizwan Comrade


Pada setiap narasi yang saya tulis soal Dinasti, selalu muncul pertanyaan siapa sosok yang mampu mengalahkan Dinasti Lebak...? pertanyaan itu adalah penegasan kepada saya agar tidak berakhir hanya onani wacana.

Saya ingin mereduksi sebuah tulisan tentang sosok lawan politik Dinasti Lebak yang secara idealis mampu menghadirkan festival gagasan politik di Lebak kedepan. Namun disisi lain juga harus memiliki modal politik untuk mengkonstruksi pertarungan pada kontestasi politik.

Pertama, Sosok Buya Sujana Karis salah satu putra dari Jaro Karis seorang legendaris ternama dari kabupaten Lebak, memiliki jiwa kepemimpinan dari ayahnya, memiliki jaringan politik dan modal sosial yang kuat sehingga akan mampu menumbangkan trah Dinasti di Lebak.

Kedua, Sosok Cecep Sumarno, bakal calon Bupati Lebak 2018 yang lalu dari jalur independen, sosok pensiunan TNI dan juga pengusaha ini mampu menghadirkan bentuk perlawanan dijalur politik walaupun dugaan kuat perjuangannya dijegal sehingga gagal verifikasi KPU.

Sebetulnya masih banyak sosok yang harus dimunculkan untuk melawan Dinasti Lebak khususnya para kader partai, tinggal bagaimana partai selaku mesin politik bekerja untuk menghadirkan suguhan politik sebagai ruang perjuangan demi kemajuan Lebak, dan juga perlu adanya edukasi dan penyadaran soal stagnasi pembangunan selama Lebak dikuasai Dinasti.

Sabtu, 11 September 2021

Lebak Jadi Bancakan Para Elite Dinasti Kekuasaan


Krisis moral pejabat di Lebak menjadi sebuah parodi politik bagi rakyat Lebak, eksekutif dan legislatif tak cukup diberikan amanah untuk memimpin dan mewakili rakyat, mereka bermetamorfosa menjadi kaum penindas rakyat. Keluarga Jaya Baya (JB) di beritakan media diduga menjadi mafia tanah, menyerobot lahan milik rakyat di Lebak Selatan Kecamatan Cilograng, tidak cukup jadi penguasa dan pengusaha di Lebak keluarga JB juga menjelma jadi Feodalis.

"Lebak jadi ruang pertarungan Elite Politik, Birokrasi, kapitalis dan kaum Feodalis, sedangkan masyarakat jadi korban kepentingan"

Sisi yang lain, para politisi tidak mampu menjangkau gagasan-gagasan besar untuk kesejahteraan masyarakat Lebak karena kapasitasnya yang dibatasi oleh partai politik. Tugas mereka tidak lebih dari sekedar menikmati gaji dari rakyat sebagai bancakan, sedangkan banyak kasus yang menunjukkan minus moralitas dan etika sebagai pejabat.

Yang berdaulat dalam otak dan hatinya hanyalah bagaimana cara jadi penurut dan memburu kepentingan sesaat dengan segala cara dan upaya. Sehingga posisi Elite politik di Lebak tidak naik kelas, bangunan demokrasi yang diidamkan rakyat Lebak bisa jadi tidak akan menjadi kenyataan selama-lamanya. 


Jumat, 03 September 2021

DINASTI LEBAK HARUS DIGANTI OLEH KELOMPOK ELITE TERDIDIK


Oleh: Rizwan Comrade

Lebak selalu menjadi diskursus bagi tumbuh suburnya sistem politik Dinasti, bagaimana tidak, pengaruh kekuasaan (otoritas) dan kemampuan modal (kapital) memiliki peran penting untuk memperkuat cengkraman, walaupun ini merupakan kemunduran demokrasi yang berimplikasi pada semakin berkurangnya kesejahteraan masyarakat.

Pada sistem demokrasi sebetulnya tidak ada larangan bagi siapapun untuk maju dalam perhelatan pemilihan langsung, baik itu pilkades, pilkada, sampai pilpres. Namun aturan ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh keluarga Dinasti Lebak yang berkeinginan merawat dinasti politiknya dengan seperangkat mekanisme untuk mempertahankan, mereka terus saja berlindung pada jubah demokrasi.

Dinasti Lebak harus diganti oleh kelompok elite terdidik. Siapa Elite Terdidik...?

Mereka yang berlabel mahasiswa/kaum intelektual adalah salah satu elit yang terdidik, demikian seharusnya memiliki cukup peran menjadi lokomotif gerakan dalam menawarkan konsepsi dan penyadaran terhadap masyarakat. Namun di Lebak tidak ada yang bisa mengurai narasi progresif antara ketimpangan yang terjadi dengan sistem politik Dinasti, seharusnya mereka sadar bahwa Dinasti di Lebak yang membuat para kaum intelektual terpaksa jadi hamba nya.

Para politisi partai adalah bagian dari elite terdidik yang mampu menghidupkan partai sebagai pilar utama demokrasi. Maka politisi harus memiliki idealisme dalam berdemokrasi, menjauhkan politik transaksional sehingga dinasti sebagai pemilik modal tidak bisa jadi ukuran untuk melanggengkan kekuasaan partai.

Semua tahu bahwa Dinasti Lebak tidak punya moral dan etika, sehingga rantai kekuasaannya terus saja mengabadikan politik dinasti, padahal jika Dinasti Lebak punya etika dan moral tentu tidak akan tertarik mendirikan dinasti politik, sebab moral dan etika yang ia punya akan menuntunnya mendistribusikan peluang kekuasaan kepada semua kalangan.

POST TERPOPULER

DINASTI LEBAK MENGGERUS KESUCIAN DEMOKRASI DI PILKADA 2018

Rijwan, S.Pd (Civil Society) LEBAK - Kamis 21 Juni 2018 27 Juni 2018 merupakan penentuan kemajuan di Kabupaten Lebak, saya pribadi dari...

POSTINGAN POPULER LAINNYA