SELAMAT DATANG DI BLOG INI ►►Semoga Bermanfaat.. Jangan Lupa di Share Agar Lebih Banyak yang Membaca.. Kunjungi Saya di Facebook dan Twitter... Terimakasih.

Senin, 24 Januari 2022

Kekuasaan Dinasti Lebak Menciptakan Dosa Sosial Dan Dosa Politik

 


Setidaknya ada 4 anak Jayabaya (JB) yang pernah atau masih mengisi posisi strategis di sistem pemerintahan:

1. Iti Octavia Jayabaya

2. Diana Jayabaya

3. Nabil Jayabaya

4. Muhammad Hasbi Assidqi Jayabaya. 

Pertama, Iti Octavia Jayabaya yang masih menjabat Bupati Lebak dua periode hingga saat ini, walaupun tidak pernah membangun Lebak. 

Kedua, Diana Jayabaya pernah jadi anggota DPRD Provinsi Banten. 

Ketiga Nabil Jayabaya pernah mimpi mencalonkan diri jadi Bupati Pandeglang walaupun akhirnya mengundurkan diri. 

Keempat, Hasbi Jayabaya karir politik saat ini jadi Anggota DPR RI dan ingin jadi penerus Itu Octavia Jayabaya menguasai Lebak. 

Sedangkan keluarganya yang lain bikin Partai Keluarga di organisasi pengusaha yaitu KADIN, sebut saja anak dari Somantri Jayabaya yaitu Vivi Sumantri Jayabaya karir politik di DPR RI, dan saat ini jadi ketua Kadin Lebak. Kemudian Amal Jayabaya di Kadin Banten.

Selanjutnya, Keluarga lain yang hanya ikut-ikutan merongrong kekuasaan tapi tidak begitu penting yaitu Mulyanah, Farid Dermawan, Agus R. Wisas. 

Dari nama-nama diatas hanya mengandalkan popularitas dan nama kebesaran dari Mulyadi Jayabaya, namun tidak benar-benar ingin membangun Lebak, hanya mempertahankan kekuasaan Politik semata. 

Jika saja para pemuda sebagai elite terdidik ingin dikatakan sebagai orang yang tidak penting dan hanya merongrong kekuasaan. Maka memiliki dua dosa, pertama dosa sosial karena telah melanggengkan kesengsaraan rakyat, kedua dosa mengotori sucinya politik karena telah melanggengkan Kekuasaan Dinasti Lebak.

Penulis: Rizwan Comrade


Kamis, 13 Januari 2022

Rizwan Comrade: Lebak memang tidak layak dijadikan tujuan Kunker DPRD DKI Jakarta

 


Apa yang dikatakan oleh M. Taufik Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta memang benar adanya, sekelas DPRD DKI Jakarta mau

studi banding ke Lebak. lalu program apa yang nanti akan diadopsi untuk membangun Jakarta...?? 

Sisi lain, pernyataan dari M. Taufik yang juga berasal dari Lebak ini memang benar adanya, bahwa lebak jadi analogi bukan daerah yang layak untuk tempat kunjungan kerja (Kunker). 

Perlu dipertimbangkan bersama bahwa, analogi tersebut muncul atas kondisi Lebak dari berbagai fakta, Infrastruktur jalan rusak, apakah mau sehabis kunjungan kerja kemudian jalan Jakarta jadi rusak? 

sudah bisa dibayangkan Jakarta yang kelasnya internasional, harus melihat ratapan ibu hamil ditandu akibat jalan rusak. 

Lebak hanya akan menjadi gambaran Politik Dinasti yang tidak mendidik, Penguasa Birokrat, Penguasa Partai Politik, Organisasi Pengusaha sekelas KADIN di sektor ekonomi, Pemilik Proyek di GAPENSI semua dikuasai keluarga. 

Tetapi bagusnya jika M. Taufik bisa mengajak DPRD DKI Jakarta kunjungan kerja ke Lebak, setidaknya bisa melihat ketertindasan rakyat Lebak akibat penjajahan yang selama ini dilakukan oleh Dinasti.

Saya tunggu DPRD DKI Jakarta untuk datang ke Lebak, menikmati Destinasi wisata jalan rusak untuk diadopsi dijakarta, seperti dahulu pernah ada yang komentar di media Vice Indonesia "tinggal naik Bus Primajasa jika sudah ketemu jalan tatambalan, nanti ada tulisan Anda Memasuki Daerah Kabupaten Lebak"

POST TERPOPULER

DINASTI LEBAK MENGGERUS KESUCIAN DEMOKRASI DI PILKADA 2018

Rijwan, S.Pd (Civil Society) LEBAK - Kamis 21 Juni 2018 27 Juni 2018 merupakan penentuan kemajuan di Kabupaten Lebak, saya pribadi dari...

POSTINGAN POPULER LAINNYA