SELAMAT DATANG DI BLOG INI ►►Semoga Bermanfaat.. Jangan Lupa di Share Agar Lebih Banyak yang Membaca.. Kunjungi Saya di Facebook dan Twitter... Terimakasih.

Jumat, 18 Februari 2022

BANJIR BADUY, BUKTI ADANYA EKSPLOITASI ALAM OLEH PEMERINTAH LEBAK


Oleh: Rizwan Comrade

Pada April Tahun 2021 yang lalu, hutan adat yang disakralkan oleh masyarakat suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab akibat adanya aktivitas tambang emas liar (Gurandil).

Wilayah Baduy pada Oktober 2021 mengalami peristiwa kebakaran, tercatat 16 unit rumah warga hangus terbakar dan 45 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. Selain itu satu unit leuit atau rumah pangan juga hangus terbakar.

Hari kemarin diperbatasan Baduy Luar dan Baduy Dalam terjadi banjir besar. Diketahui banjir merendam pos perbatasan, 4 Huma dan 4 jembatan. Selain banjir, intensitas curah hujan yang tinggi juga menyebabkan longsor di permukiman warga.


BUBARKAN POKDARWIS..!!! 


Sejak digembar-gemborkan nya Lebak sebagai destinasi wisata berbasis potensi lokal oleh Pemerintah Lebak dan Pokdarwis mitra pemerintah mengakibatkan rusaknya wilayah Baduy, terlebih wilayah Lebak sudah rusak oleh eksploitasi alam. 

Baduy bukan tempat wisata, Baduy adalah wilayah peradaban bagi keseimbangan manusia dan alam. Stop Baduy di eksploitasi atas nama potensi ekonomi dan wisata lokal, biarkan mereka hidup tentram dengan alam. 

BUBARKAN..! Pokdarwis jika hanya bisa memasarkan potensi wisata tanpa mampu menjaga dan melestarikan, akhirnya setelah terjadi banjir, mereka tidak bisa apa-apa. Kadang saya berpikir berapa besar retribusi dari adanya wisata Baduy dengan kerusakan yang dihasilkan..???? 

Pemkab Lebak hanya bisa berpikir dan bertindak serakah tanpa peduli terhadap sebab-akibat, akhirnya Baduy menjadi korban keserakahan dan ketidakpedulian Pemerintah. 


Sabtu, 05 Februari 2022

57 Tahun Kumala, Jadi Perebutan Kepentingan Elite



Oleh: Rizwan Comrade

Tahun Lalu saya menulis "refleksi, soal krisis identitas kader KUMALA", saat semua terkooptasi oleh kepentingan egosentris pelacur politik dibeberapa sektor, kader KUMALA dipaksa untuk menggadaikan kepatuhannya terhadap identitas dan cita-cita Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) demi menghamba terhadap para elite komprador Dinasti Lebak. 

Hal tersebut membuktikan bahwa Lebak yang masih sakit secara sistem kekuasaan, dengan kondisi sakit menahun sangat sulit disembuhkan. Maka saya menawarkan formulasi bahwa peran pengkaderan harus mampu menjadi obat penawar, rejuvenasi bagi gerakan Keluarga Mahasiswa Lebak (KUMALA) kedepan.

Di usia Organisasi KUMALA yang ke 57 Tahun (05 Februari 1965 - 05 Februari 2022) embrio gerakan itu muncul kembali, saat hari jadi Lebak ke 193 Tahun pada Desember kemarin, aksi para pejuang KUMALA betul-betul memperlihatkan eksistensi gerakan dengan turun melakukan aksi demonstrasi. Ya walaupun kesucian gerakan yang populis tersebut masih menyisakan perseteruan para pelacur politik setelahnya, banyak yang terusik dengan hadirnya KUMALA aksi di jalanan.

Tetapi, akan menjadi beban tugas yang besar bagi Keluarga Mahasiswa Lebak sebagai organisasi Primordial, organisasi pengkaderan, organisasi yang menjunjung tinggi independensi untuk menghindari politik praktis, serta cara pandang pemikiran pragmatis, oportunis yang menjadi pokok permasalahan, tentunya dibutuhkan formula untuk menggerus permasalahan tersebut. 

Saya selalu mengingatkan kepada para kader KUMALA, diharapkan mampu meneguhkan gerakan-gerakan khususnya yang dilakukan kader organisasi, sehingga itu bisa mengkristal dalam bentuk gerakan ideologis yang egaliter, inklusif, serta revolusioner. Maka berkarya nyatalah Keluarga Mahasiswa Lebak, sejarah milik kawan-kawan, tidak boleh dirusak oleh sistem dan struktur yang selama ini jadi penjajah rakyat Lebak yaitu Politik Dinasti.

POST TERPOPULER

DINASTI LEBAK MENGGERUS KESUCIAN DEMOKRASI DI PILKADA 2018

Rijwan, S.Pd (Civil Society) LEBAK - Kamis 21 Juni 2018 27 Juni 2018 merupakan penentuan kemajuan di Kabupaten Lebak, saya pribadi dari...

POSTINGAN POPULER LAINNYA